Dipublikasikan oleh Hermanto Wicaksana
Apr 13, 2023
5 menit membaca
Daftar Isi
jumanto.com – Apa itu isim maushul? Isim maushul adalah salah satu jenis kalimah isim dalam Bahasa Arab yang dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kata penghubung / kata sambung. Pembahasan ini melanjutkan materi sebelumnya mengenai isim isyarah yang termasuk dalam salah satu jenis isim ma’rifat.
Dalam Bahasa Indonesia, isim mausul biasa diterjemahkan dengan kata yang.
Nah, untuk memperdalam materi ini, dan juga sebagai bahan makalah kalian, mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Baca juga: tanda tanda isim.
Dalam tulisan arab, dituliskan sebagai berikut: الاسم الموصول.
Sebagai bahan kajian ilmiah, maka akan saya sajikan definisi atau maksud isim ini menurut kitab-kitab nahwu.
Di kitab ini disebutkan:
الإسمُ الموصولُ ما يَدلُّ على مُعَينٍ بواسطة جملة تُذكر بعده. وتُسمّى هذه الجملةُ (صِلةَ الموصول) .
Isim Mausul adalah isim yang menunjukkan sesuatu yang spesifik dengan perantara jumlah (kalimat) yang disebutkan setelahnya.
Jumlah ini (yang jatuh setelah isim mausul) disebut dengan shillatul mausul.
Jadi, setiap ada isim mausul, maka harus ada shillatul maushulnya.
Di kitab ini disebutkan:
الاسم الموصول : هو ما افتقر إلى صلة وعائد
Isim mausul adalah isim yang memerlukan shilah (hubungan) dan ‘aaid (yang kembali).
Contohnya:
حَضَرَ الَّذِي اَكْرَمْتُهُ
Telah datang (orang) yang aku memuliakan-nya.
الَّذِي adalah isim mausul.
Jumlah (kalimat) اَكْرَمْتُهُ adalah shilatul maushul.
Sedangkan dhomir ha pada اَكْرَمْتُهُ (lihat warna merah) adalah ‘aid yang menghubungkan antara shilah dengan maushulnya.
Dhomir tersebut kembali kepada الَّذِي .
Baca juga: Isim Dhomir.
Isim mausul terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
Kata penghubung ini khusus hanya digunakan untuk mufrad, tatsniyah, jamak, serta mudzakkar dan muannats.
Masing-masing memiliki kata penghubung yang berbeda.
Jumlah | Laki-laki (Mudzakkar) | Perempuan (Muannats) |
Mufrod | الَّذِي | الَّتِي |
Tatsniyah | اللَّذَانِ | اللَّتَانِ |
Jamak | الَّذِيْنَ | اللَّاتِي / اللَّائِي |
Yaitu kata sambung yang bisa digunakan untuk semuanya baik laki laki maupun perempuan, tunggal ganda maupun jamak.
Semuanya memakai kata sambung yang sama.
Contohnya: نَجَحَ مَنْ اجتهدَ، ومن اجتهدتْ، ومن اجتهدا، ومن اجتهدتا، ومن اجتهدوا، ومن اجتهدْنَ
Yang paling banyak digunakan adalah isim mausul ma dan man.
Baca juga: isim fiil huruf.
Isim maushul bersifat mabni, artinya harakat akhirnya tidak mengalami perubahan meskipun ada ‘amil yang jatuh kepadanya.
Kecuali untuk bentuk tatsniyah, maka mengalami perubahan seperti isim tatsniyah:
Menyikapai ini ulama berbeda pendapat mengenai status i’rabnya.
Ada yang berpendapat, isim ini dalam keadaan rofa’ mabni ‘alal alif, nashab dan jer mabni ‘alal ya’.
Sementara yang lain berpendapat, untuk mengi’robkan isim ini, seperti tandanya i’rab isim mutsanna.
Sama seperti di atas, ada yang menghukuminya tetap mabni, ada juga yang menghukumi i’rab untuk dua isim ini.
Shilatul maushul adalah kalimat yang jatuh setelah isim maushul yang berfungsi untuk menghilangkan kerancuan makna dari isim tersebut.
Isim maushul itu masih rancu, tidak jelas maksudnya, kecuali dengan adanya shilah setelahnya yang menghilangkan kerancuan maksud.
Contohnya:
جَاءَ الَّذِي
Telah datang yang
Siapa yang datang, gak jelas kan?
Kalimat di atas masih tidak jelas maknanya.
Berbeda halnya jika ditambahkan dengan shilatul maushul sebagai berikut:
جَاءَ الَّذِي أَكْرَمْتهُ
Telah datang (orang) yang aku memuliakannya.
أَكْرَمْتهُ ini disebut shilatul maushul.
NB: Shilatul Maushul tidak mempunyai kedudukan i’rob.
Shilatul maushul dibagi menjadi dua yaitu:
Shilah maushul jumlah dibagi menjadi dua:
Terdiri dari susunan mubtada dan khobar.
Contohnya dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 125:
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ
هِيَ اَحْسَنُ adalah susunan mubtada khobar yang menjadi shilatul maushul.
هِيَmerupakan dhomir, mabni ‘alal fath, berkedudukan rofa’ karena menjadi mubtada.
اَحْسَنُ merupakan khobar, dalam keadaan rofa’.
Terdiri dari susuna fi’il + fa’il atau fi’il + fa’il + maf’ul bih.
Contohnya di dalam Al Quran:
قَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّتِيْ تُجَادِلُكَ فِيْ زَوْجِهَا وَتَشْتَكِيْٓ اِلَى اللّٰهِ
تُجَادِلُكَ adalah susunan fi’il + fa’il + maf’ul bih atau jumlah fi’liyah yang menjadi shilatul maushul.
تُجَادِلُ merupakan fiil mudhari’ dengan fa’il dhomir mustatir yang kira-kiranya adalah hiya (هِيَ).
Kaf (كَ) adalah dhomir muttashil mabni ‘alal fath, berkedudukan nashab karena menjadi maf’ul bih.
Dibagi menjadi dua juga:
Contohnya ada di Surat Al Fushilat ayat 38:
فَاِنِ اسْتَكْبَرُوْا فَالَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ يُسَبِّحُوْنَ لَهٗ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْـَٔمُوْنَ
عِنْدَ adalah dhorof makan, keterangan tempat.
Contohnya di dalam Al Quran Surat Ghafir ayat 49:
قَالَ الَّذِيْنَ فِى النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوْا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِّنَ الْعَذَابِ
فِى النَّارِ adalah susunan jer majrur yang menjadi shilatul maushul.
Baca juga: i’rob kalimat isim.
Dalam Bahasa Arab, maushul itu dibagi menjadi dua:
Huruf maushul ada 5 yaitu:
اَنْ، اَنَّ، مَا، كَيْ، لَوْ
Contohnya di dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 184:
وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ
Dan masih banyak banget contohnya di Al Quran.
Untuk memahami lebih lanjut materi di atas, silakan jawab pertanyaan di bawah ini:
Baca juga: pembagian isim.
Maushul ada 2: Maushul ismi dan maushul harfi.
Maushul ismi atau isim mausul dibagi menjadi dua: khas dan ‘aam / musytarak.
Isim mausul butuh kepada silah shilah dan ‘aid, beda halnya dengan huruf mausul, hanya butuh pada shilah.
Demikian materi lengkap mengenal isim maushul dan contohnya. Baca juga: materi nahwu shorof lengkap.
© lifestyle.pinhome.id