Des 4, 2023
4 menit membaca
CARA KERJA IGNITION COIL : Fungsi, Komponen dan Gambar Koil Pengapian Pada Mobil – Salah satu komponen dalam sistem pengapian konvensional mobil adalah ignition coil (koil pengapian), komponen ini berbentuk tabung yang biasanya diletakkan di sisi pinggir dan tidak dijadikan satu dengan mesin, tujuannya agar panas pada mesin tidak menyalur ke ignition coil.
Panas pada mesin jika sampai menyalur ke ignition coil, akan membuat kerja ignition coil menjadi terganggu seperti coil tidak dapat menghasilkan induksi tegangan secara maksimal, paling-paling akan berakhir dengan mesin macet.
Bagian ujung ignition coil akan dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi yang ditancapkan pada tutup distributor. Kabel inilah yang akan menyalurkan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh coil ke rotor / distributor untuk di distribusikan ke masing-masing busi.
Baca Juga: Keuntungan dan Kerugian Kopling Tipe Coil Spring
Ignition coil (koil pengapian) berfungsi untuk merubah arus listrik 12 V yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi. (New Step 1 Toyota)
Pada ignition coil terdapat dua kumparan yang dililitkan pada inti besi, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan ini akan menaikkan tegangan 12 volt menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui indusi elektromagnet.
Kumparan primer yang akan menerima arus dari baterai, sementara kumparan sekunder yang akan terjadi induksi elektromagnet sehingga akan dihasilkan tegangan 10 KV atau lebih. Tegangan tinggi ini kemudian disalurkan ke distributor dan di distribusikan ke masing-masing busi melalui kabel tegangan tinggi.
Baca juga : Fungsi dan Kontruksi Ignition Coil
Dalam ignition koil atau kumparan pengapian terdapat dua kumparan utama yang dililitkan pada inti besi, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Inti besi (core) yang dililiti oleh kedua kumparan terbuat dari baja silikon yang digulung ketat. Kumparan primer coil dibuat dari bahan kawat tembaga yang relatif tebal (diameter 0,5 – 1,0 mm). Jumlah gulugannya antara 150 sampai 300 kali lilitan mengelilingi kumparan sekunder.
Kemudian kumparan sekunder koil terbuat dari kawat tembaga tipis (diameter 0,1 mm – 0,5 mm) dengan jumlah gulungan antara 15.000 sampai 30.000 lilitan pada inti besi.
Kedua kumparan ini digulung dengan arah yang sama, dimana kumparan primer berada di sisi bagian luar.
Dalam ignition coil juga dibuat tahanan sekat yang tinggi dari kertas, tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan. Seluruh ruangan kosong di dalam tabung kumparan diisi dengan minyak atau campuran penyekat agar kuat terhadap panas.
Dalam ignition coil terdapat 3 terminal, yaitu terminal positif, terminal negatif dan terminal tengah (tegangan tinggi). Salah satu ujung kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif, dan ujung lainnya dihubungkan dengan terminal positif.
Sementara pada kumparan sekunder, salah satu ujung dihubungkan dengan terminal positif dan ujung lainnya dihubungkan dengan terminal tengah (tegangan tinggi).
Sebuah kumparan ketika dialiri arus listrik akan timbul medan magnet, besar kecilnya medan magnet ini tergantung dari jumlah lilitan, besar diameter kawat, besar tegangan dan arus yang melewati kumparan tersebut. Semakin besar jumlah lilitan dan arus yang melewati, maka akan semakin besar pula medan magnet yang tercipta pada kumparan tersebut.
Ketika medan magnet yang ada di sejajarkan dengan kumparan lain, maka akan terjadi induksi elektromagnetik pada kedua kumparan tersebut. Pada ignition coil termasuk dalam transfomator step up (menaikkan tegangan), dimana kumparan sekunder jumlah lilitannya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan kumparan primer. Sehingga output tegangan pada kumparan sekunder akan jauh lebih tinggi.
Electromotive force (gaya gerak listrik) akan tercipta pada kumparan skunder ketika aliran listrik pada kumparan primer diputus secara tiba-tiba.
Kondisi awal ketika kumparan primer dialiri arus listrik adalah ketika platina (breaker point) menutup, ketika itu terjadi kemagnetan pada kumparan primer koil.
Ketika platina membuka dengan cepat, maka arus primer juga akan terputus secara cepat. Terputusnya aliran arus ini menyebabkan medan magnet di sekitar kumparan hilang dengan cepat. Perubahan garis gaya magnet dengan cepat di sekitar kumparan menyebabkan terjadinya tegangan pada kumparan tersebut. Jadi, energi dalam bentuk medan magnet tersebut dikembalikan ke kumparan dalam bentuk energi listrik.
Pada kedua kumparan akan terjadi tegangan induksi. Pada kumparan primer disebut dengan induksi diri (self induction) dan pada kumparan sekunder disebut induksi mutual (mutual induction). Apabila pada ujung kumparan sekunder terdapat celah di antara elektroda positif dan negatif akan terjadi loncatan bunga api.
Baca lebih lanjut dalam : Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional Demikian artikel tentang cara kerja ignition coil, semoga bermanfaat yaa..
© lifestyle.pinhome.id