Dipublikasikan oleh Nabila Azmi dan Diperbarui oleh Nabila Azmi
Feb 27, 2024
4 menit membaca
Daftar Isi
Menghidupi keluarga di tengah kesulitan mencari pekerjaan memang jadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Hal ini juga berlaku pada pak Supriyadi, seorang mantan karyawan kantoran yang mau tak mau banting setir jadi terapis pijat.
Simak bagaimana Rekan Jasa Pinhome Home Service yang satu ini melawan stigma dunia untuk bertahan hidup sebagai kepala keluarga, di sini.
Di Indonesia, jenis dan gaji pekerjaan seorang pria memang menjadi sorotan. Pasalnya, pria yang sudah berkeluarga menjadi tulang punggung untuk anak dan isterinya.
Ada kalanya, pemilihan jenis pekerjaan menjadi cibiran antar tetangga atau dirasa tidak cocok karena prinsip yang tidak biasa. Salah satunya adalah Pak Supriyadi.
Pak Supriyadi adalah seorang RJP terapis pijat berdomisili Bandung yang melawan stigma tersebut. Bagaimana tidak, sejak tahun 2015 ia harus mencari pekerjaan lain setelah terkena PHK masal dari tempat kerja sebelumnya.
Awalnya, ia bekerja sebagai karyawan kantoran biasa yang tentu lebih jarang menerapkan pekerjaan praktek. Tulis-menulis dan berhadapan dengan data menjadi kebiasaan sehari-hari.
Sayangnya, pekerjaan yang memang cukup umum di Indonesia ini harus berhenti akibat PHK masal. Demi bertahan hidup, pria berdomisili Kabupaten Bandung ini akhirnya mengiyakan ajakan temannya jadi terapis pijat dari sebelumnya karyawan kantoran.
Jika berada di posisi yang sama, banyak pria maupun wanita yang sebelumnya bekerja di kantor tak pernah berpikir untuk menjalani profesi ini. Walau begitu, pak Supriyadi tetap melakoni pekerjaan ini demi menyekolahkan sang buah hati.
Dengan niat tersebut, ia mulai belajar dunia pemijatan, mulai dari refleksi hingga jenis pijat tradisional lainnya. Sayangya, pria paruh baya ini tidak bertahan lama. Selang sembilan bulan bekerja, Pak Supriyadi memilih untuk keluar.
Ini karena prinsipnya soal gaji. Bagaimana pun beratnya pekerjaan yang ia jalani, asalkan gajinya UMR, tak masalah. Di saat itu, ia memang belum memahami soal komisi dan hanya tahu soal gaji pokok yang dirasanya kurang.
Baca Juga: Cerita Jagoan – Belajar Untuk Waspada Saat Bekerja Dari Pengalaman Bu Dessy
Usai keluar dari perusahaan tempat ia memulai, karyawan yang jadi terapis pijat ini mulai usaha sendiri. Pak Supriyadi mencari uang dengan ‘mangkal’ di berbagai tempat, termasuk saat car free day.
Setahun setelah itu, ia memilih untuk bergabung dengan Go-Massage. Sama seperti kebanyakan bapak-bapak paruh baya pada umumnya, gagap teknologi jadi tantangan tersendiri.
Pak Supriyadi mau tak mau harus bisa beradaptasi dengan teknologi yang harus dipakai ketika mencari uang. Ia harus belajar bagaimana menggunakan aplikasi penunjang, seperti Maps, ketika mencari rumah pelanggan dan berkomunikasi.
Dengan begitu, Pak Supriyadi bisa memperoleh penghasilan yang ia dedikasikan untuk biaya pendidikan anaknya.
Sayangnya, kemitraan di Go-Massage harus terputus akibat adanya pandemi. Tentu hal ini membuat karyawan yang jadi terapi pijat ini resah. Untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, ia bangkit dan mengejar kembali pelanggan lama yang pernah dipijat.
Awal-awal pandemi memang cukup berat. Beberapa pelanggan memang meminta protokol kesehatan yang ketat, seperti mengganti baju saat tiba di rumahnya.
Walau sudah mulai berjalan kembali, pemasukan tidak begitu besar mengingat kebutuhan terus bertambah banyak. Namun, ini tidak membuat Pak Supriyadi patah semangat.
Perkembangan jaman terus berjalan sehingga ia harus mengikuti arus tersebut. Setelah bertemu dengan mantan mitra pijat lainnya, Pak Supriyadi akhirnya belajar macam-macam, seperti Google Business.
Tak lama setelah itu, tawaran bekerja sebagai Rekan Jasa Pinhome Home Service pun datang. Sejak saat itu, pria asal Bandung ini pun bekerja sebagai RJP terapis pijat hingga saat ini.
Di balik perjuangan pak Supriyadi, ada sebuah aturan yang tidak pernah ia langgar ketika melayani pelanggan. Ia selalu menjalankan standar pelayanan dan mengikuti SOP yang ada.
Ada kalanya pria paruh baya ini merasa cemas ketika menghadapi pelanggan yang terkadang meminta layanan tambahan. Maksudnya, beberapa customer yang pernah ia layani menginginkan layanan di luar jam yang sudah ditentukan di aplikasi.
Khawatir terjadi apa-apa di luar batas, Pak Supriyadi tentu menolak hal tersebut. Di sisi lain, ia terkadang mengambil orderan dari jenis kelamin wanita. Ini mungkin karena beberapa titik pijat membutuhkan tekanan dari kekuatan pria.
Sebagai seorang mantan pekerja kantoran, tentu Pak Supriyadi tahu betul bagian tubuh mana saja yang sering terasa pegal habis bekerja. Umumnya, pelanggan yang pernah ia dapatkan mengeluhkan bagian bahu dan betis.
Dengan pengalaman tersebut, ia mencoba menghilangkan rasa pegal yang mengganggu. Tidak lupa Pak Supriyadi sertakan saran-saran usai mendapatkan pijatan, seperti peregangan, berjamur, minum air bening, hingga mengurangi paparan AC.
Ini bertujuan memaksimalkan efek pijatan yang sudah diberikan dan mengurangi rasa pegal pada tubuh pelanggan.
Berbekal niat untuk menyekolahkan anak dan pengalaman tersebut, Pak Supriyadi menjadi terapis pijat di Rekan Jasa Pinhome. Ia berharap tentunya agar semuanya semakin baik lagi, baik di pekerjaannya maupun keluarganya sendiri.
Baca Juga: Cara Memesan Jasa Pijat (Massage) di Aplikasi Pinhome
Nikmati layanan rumah tangga seperti cuci mobil, servis dan cuci AC, desinfektan & fogging, hingga massage dari Pinhome Home Service hanya dalam satu kali klik. Dapatkan pula paket perlindungan AC yang bisa dipilih sesuai kebutuhan melalui aplikasi Pinhome.
Tunggu apa lagi, segera unduh aplikasi Pinhome di App Store atau Google Play sekarang dan rasakan pengalaman rumah yang bersih dan tubuh yang lebih rileks. Hanya di Pinhome Home Service yang memberikan solusi kebersihan dan perawatan properti, serta kendaraan dengan mudah.
© lifestyle.pinhome.id