Dipublikasikan oleh Aulia Ramadhanti
Apr 13, 2023
9 menit membaca
Daftar Isi
Pepatah Aceh– Aceh merupakan wilayah yang sangat unik, tidak hanya soal budaya, namun kehidupan sosialnya juga. Masyarakat Aceh sendiri mengenal pepatah yang turun temurun disampaikan oleh leluhur mereka.
Pepatah atau peribahasa di Aceh dikenal dengan sebutan hadih maja pengajaran. Barangkali hal ini mirip dengan pepatah Batak yang disebut dengan umpasa.
Hadih maja adalah perkataan, peribahasa dan pepatah dalam Bahasa Aceh yang digunakan sebagai nasehat, sindiran, perumpamaan dan lainnya.
Pada setiap pepatah atau peribahasa tentu memiliki makna yang dalam, termasuk pada pepatah Aceh yang berisikan kiasan. Tidak jarang juga pepatah dan peribahasa ini dijadikan sebagai filosofi hidup.
Selain pepatah dari Aceh, alian juga dapat mengeksplor peribahasa adn ungkapan bijak lainnya dari daerah lain, seperti peribahasa Gayo, pepatah Minang, pepatah Melayu, dan pepatah Sunda.
Nah bagi kalian masyarakat luar Aceh yang ingin mengetahui hadih maja pengajaran, berikut ini rangkumannya.
Berikut ini adalah kumpulan peribahasa, pepatah atau nasehat yang terkenal di masyarakat Aceh, baik itu tentang kehidupan, hal lucu, tentang cinta, adat, sahabat, dan lain-lain.
Asai cabok nibak kude, asai pake nibak seunda
Artinya: Borok bermula dari kudis, sedang pertengkaran berasal dari senda gurau.
Tidak jarang diantara kita pernah mengalami hal demikian, tepatnya senda gurau yang berlebihan akan membauat menumbuhkan pertengkaran.
Sebab dalam senda gurau tersebut bukan tidak mungkin ada sebagian orang yang merasa tersakiti.
Maka untuk itu janganlah pernah sesekali bersenda gurau secara berlebihan, sewajarnya saja agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
Terkadang hati tidak lagi begitu peka terhadap teman atau orang-orang yang dianggap sudah dekat dengan kita.
Bukan tidak mungkin pertengkaran yang timbul akan membuat perpecahan dan permusuhan.
Asee blang nyang pajoh jagong, asee gampong nyang keunong geulawa
Artinya: Anjing ladang yang makan jagung, anjing kampung yang kena lempar.
Makna dari hadih maja ini memang tersirat, tidak dapat diartikan hanya melihat artinya saja. Secara pasti tentu saya tidak begitu tahu dengan makna sesungguhnya.
Akan tetapi jika boleh menebak dan mengira-ngira, peribahasa Aceh ini mengisyaratkan tentang fitnah atau salah paham.
Orang yang tidak melakukan apapun malah kena hukuman, sedangkan yang melakukan kesalahan aman-aman saja di luar sana.
Dalam menjalani kehidupan tentulah kita harus sangat hati-hati, agat setiap yang kita lakukan tidaklah keliru.
Ata han jeut ta meunari, ta peugah tika hana get.
Artinya: Ketika tidak bisa menari, tikarlah yang disalahkan.
Makna dari pepatah Aceh di atas sangatlah mendalam, dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita menemukan yang demikian.
Orang yang justru senang menyalahkan orang lain, padahal setiap kesalahan itu ada pada diri, bukan pada orang lain.
Ini tentu menjadi pelajaran agar kita menjadi orang yang lebih bijaksana dalam menghadi berbagai hal, tidak mudah untuk menyalahkan dan melimpahkan masalah kepada orang lain.
Maka sebelum menyalahkan orang lain, tengoklah terlebih dahulu diri sendiri.
Awai buet dudoe pike, teulah oh akhe keupeu lom guna.
Artinya: Jika perbuatan yang tidak dipikirkan terlebih dahulu, penyesalan di akhir tidaklah berguna.
Sebalum melakukan apapun hendaknya dipikirkan terlebih dahulu, agar tidak ada penyesalan dikemudian hari.
Bahkan jika kalian pernah membaca buku 7 (seven) habits, di sana dituliskan agar berpikir berulang sebelum melakukan apapun. Hal ini untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan, terutama dalam berucap.
Maka hal yang dapat kita perhatikan sebelum bertindak ialah;
Aneuk sithon tangkeh, ta pugah meunoe ji kheun meudeh.
Artinya: Seperti anak setahun, dibilang begini dia begitu.
Anak satu tahun sangat wajar jika ia tidak mengerti apa yang diinstruksikan. Akan tetapi sangat memalukan sekali rasanya jika terjadi pada orang dewasa.
Hal ini tidak jarang terjadi pada mereka yang sudah dewasa, dengan berbagai alasan, dan pada intinya yang dikerjakan tidaklah sesuai.
Jangan sampai hal ini terjadi ke pada kita, alangkah baiknya memahami setiap instruksi yang diberikan supaya tidak salah.
Bak ie laot peu taboh sira
Artinya: Untuk apa menggarami lautan.
Menggarami lautan adalah perumpaan untuk hal yang sia-sia dilakukan, sebab garam sendiri berasal dari lautan.
Tindakan sia-sia tidak akan menghasilkan apa-apa, hanya waktu yang akan habis dan terbuang dengan begitu saja.
Sebelum melakukan apapun hendaknya dipikirkan terlebih dahulu, agar tidak sia-sia.
Bak nyang gatai, sinan tagaro. Bek gatai bak jaroe, tagaro bak aki.
Artinya: Dimana yang gatal disitu digaruk. Jangan gatal tangan yang digaruk kaki.
Jangan sampai salah tempat, karena yang dilakukan tiada berguna sama sekali. Bahkan bukan tidak mungkin akan menimbulkan kerugian. Apa yang dilakukan haruslah sesuai, jika tidak akan menjadi keanehan.
Dalam menjalani hidup seringkali di antara kita salah dalam bertindak dan mengambil keputusan, yang seharunya melakukan B malah C.
Bak si buta ta yue beut kitab, bak si bangsat ta yue meu doa.
Artinya: Mengapa si buta disuru baca, mengapa si bajingan di suruh pimpin do’a.
Setiap orang memiliki ukuran kemampuan sendiri, jangan sampai menyerahkah sesuatu hal bukan pada ahlinya, menyuruh seseorang yang tidak mungkin dapat mengerjakannya.
Sebelum memberikan instruksi hendaknya kita mengidentifikasi siapa dia, serta kita haruslah dapat mengukur diri mereka masing-masing.
Bak ta tunyok bek meu iseuk, bak ta peuduek beu meulabang.
Artinya: Apa yang ditetapkan jangan bergeser, dimana diletakkan disitu dipaku.
Semua yang kita jalani memiliki aturan, jangan sampai yang sudah baik dilanggar atau diubah, biarkan semuanya berjalan sedemikian rupa.
Banyak yang tidak paham dengan aturan, buktinya peraturan malah sengaja dilanggar tanpa merasa berdosa.
Bak ta mumat ka patah, bak ta meugantong ka putoh.
Artinya: Ketika dipegang patah, ketika digantungkan putus.
Serba salah adalah suatu kondisi yang memusingkan, sebab dilakukan atau tidak akan berdampak buruk.
Dalam kondisi yang demikian ini hendaknya berpikir dengan jernih, setidaknya dapat meminimalisir dampak yang dihasilkan.
Baranggadum buet rakyat, nyang ge bileung buet raja.
Artinya: Sehebat apaun pekerjaan rakyat, akan dianggap keberhasilan raja.
Raja adalah kepala dan pemimpin yang bertanggung jawab atas rakyatnya. Ketika pekerjaan rakyak baik, maka rajanya pun akan terlihat baik, namun sebaliknya jika pekerjaan rakyat buruk maka rajanya pun akan terbawa buruk.
Bek leupah haba, bah leupah buet.
Artinya: janganlah banyak bicara, yang diperlukan adalah banyak bekerja.
Guyonan tersebut sejatinya menjadi refleksi diri untuk para pejabat di negeri kita, seakan ketidakjelasan telah menjadi brand diri mereka.
Bek taharap ke teuga gob.
Artinya: Jangan berharap kepada orang lain.
Harapan kepada manusia itu pada akhirnya akan mendatangkan sakit hati. Karena manusia pada dasarnya tidaklah diam dalam satu posisi, ia dinamis.
Bisa saja ia hari ini baik, namun belum tentu besok dan di masa yang akan datang masih demikian, barangkali itu masih menjadi misteri.
Salah satu alasan yang sangat kuat mengapa kita tidak boleh berharap kepada manusia agar tidak sakit hati.
Bek ta peurunoe bue meu ayon, bek ta peurunoe rimueng pajoh sie.
Artinya: Tak perlu mengajarkan monyet berayun, tak perlu ajari harimau makan daging.
Mengajarkan monyet berayun adalah kebodohan, sebab pada dasarnya monyet dilahirkan untuk dapat berayun.
Sama halnya dengan mengajari harimau untuk memakan daging, sebab harimau pada dasarnya diciptakan untuk memakan daging.
Pepatah Aceh ini mengajarkan kepada kita untuk tidak mengajarkan atau memberi tahu kepada ahli.
Bit pih phui bak ta kalon, geuthon bak ta tidjik.
Artinya: Betapa ringan dilihat, tapi bertahun dikerjakan.
Sesuatu hal yang terlihat mudah belum tentu dapat dikerjakan, nyatanya tidak sedikit sesuatu hal yang tidak dapat dikerjakan, padahal saat dilihat dan dibayangkan cukup mudah.
Sesuatu hal yang jadi kunci, ialah jangan pernah mengangap sesuatu mudah untuk dikerjakan sebelum mencobanya.
Djada wa djadi, meunan ta pinta meunan jadi
Artinya: Begitu niat langsung jadi, apa yang diinginkan terjadi segera.
Niat yang kuat akan menghantarkan dan mempertemukan seseorang dengan yang dituju. Karena niat kita akan berbanding lurus dengan kesungguhan, sehingga hasilnya dapat langsung terlihat.
Niat yang kuat harus ditumbuhkan dan dipelihara agar ia tetap ada dalam tumbuh dan hati sehinga dalam mengerjakan apapun akan sungguh-sungguh.
Duek di gampong wet-wet pureh, dilikot inong maguen.
Artinya: Suami santai-santai, istri memasak.
Salah satu tugas istri ialah memasak dan menyediakan makanan untuk keluarga. Hal yang sangat biasa dalam sebuah keluarga ialah kebiasaan suami bersantai saat istri sedang masak.
Baikkah yang demikian?
Tentu tergantung sudut pandang kita, mungkin hal itu bukan sesuatu hal aneh, sebab di masyarakat kita berlaku demikian.
Tapi alangkah baiknya seorang suami membantu pekerjaan istri, setidaknya menemaninya, dengan demikian istri pasti akan merasa sangat dihargai.
Gaseh, menyoe hana peu ta bri, hana leumah.
Artinya: CInta itu ketika tidak memberikan apa-apa kepadanya, tidak terlihat.
Cinta adalah sesuatu yang amat indah, sebab ia akan membawa kepada kasih sayang. Cinta itu tidak dapat ditafsirkan melalui kata-kata, dan tidak dapat diucapkan oleh lisan.
Namun bukan berarti cinta itu abstrak dan tidak dapat dilihat, justru cinta yang sungguh akan dapat diliahat melalui sikap dan perkataan.
Baca juga: Kata-kata Cinta
Get su nibak buet.
Artinya: Bagus bicara, buat tidak.
Perkataan tidak akan menjadi apa-apa jika tanpa aksi, sebab yang menjadi penentu adalah akasi, seberapa kuat keinginan untuk merealisasikan hal tersebut.
Bahkan tanpa bicara sekalipun, perbuatan akan berbicara dan menjadi bukti untuk banyak hal.
Maka, kita tidaklah perlu berbicara banyak hal, kita hanya perlu melakukan banyak, kemudian setelah itu berbicara.
Geumade urueng kaya.
Artinya: Seolah-olah orang kaya.
Kata seolah-olah adalah ketidaknyataan dan ketidakbenaran. Jadi ketika seorang mengatakan “seolah-olah kaya”, itu artinya ia tidak kaya.
Dalam segala hal, janganlah kita menjadi orang yang seolah-olah, karena hampir dapat dipastikan tidak baik.
Goh lom woe pangkai, ka takira laba.
Artinya: Belum balik modal sudah menghitung keuntungan.
Keuntungan itu akan datang saat modal telah kembali dan tertutup. Melalui pepatah Aceh ini kita dapat belajar tentang proses dalam usaha.
Jangan sampai kita mengerjakan sesuatu terburu-buru dan malah membuat semua hal tidak baik.
Jarak ta jak le peu ta eu, trep udep le peu ta rasa.
Artinya: Jauh perjalanan banyak yang dilihat, panjang usia banyak yang telah dirasakan.
Hampir semua orang berkeinginan untuk memiliki usia yang panjang, salah satu kelebihannya ialah memiliki kesempatan lebih untuk berbuat baik.
Semoga kita semua memiliki usia panjang, dan yang terpenting pendapatkan keberkahan, dengan demikian umur kita bermanfaat.
Pepatah dalam Bahasa Aceh di atas memberikan pelajaran kepada kita, bagaimana seharusnya bertindak. Seperti yang telah disinggung pada bagian awal, pepatah adalah sebuah nasehat, baik itu larangan atau anjuran.
Semoga tulisan yang ringkas ini menjadi pengingat dan nasehat untuk kita semua.
Baca juga:
Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academy by Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Editor: Daisy
© lifestyle.pinhome.id