Dipublikasikan oleh Aulia Ramadhanti
Apr 13, 2023
6 menit membaca
Daftar Isi
Peribahasa Tentang Anjing – Anjing merupakan hewan yang terkenal dengan kesetiaannya, maka tidak heran banyak orang yang memelihara hewan ini. Namun tahukah kalian, bahwa terdapat peribahasa yang menggunakan anjing sebagai perumpamaannya seperti yang akan kita bahas pada tulisan ini.
Peribahasa sendiri ialah salah satu budaya Indonesia yang harus kita lestarikan. Maka dari itu hadirlah tulisan ini agar kita semua setidaknya mengenal peribahasa yang ada, terkhusus peribahasa tentang anjing.
Dalam kehidupan nyata, anjing dan kucing digambarkan sebagai dua mahluk yang bermusuhan, apakah dalam peribahasa ini sama? Yuk simak juga peribahasa tentang kucing.
Anjing menyalak di ekor (pantat) gajah.
Makna: Orang hina (lemah, kecil) hendak melawan orang berkuasa.
Bagaimana bisa orang yang hina lemah dan kecil akan mampu melawan orang-orang berkuasa.
Sebab orang berkuasa memiliki segalanya, mulai dari finansial yang cukup hingga dukungan yang memadai.
Hari ini kita dapat melihat dengan amat jelas, bagimana banyak orang lemah yang berusaha untuk melawan penguasa atas kekuasaannya.
Jika kalian bertanya apa maksud dari pernyataan tersebut, sepertinya sebagian orang sudah mengetahui mengenai apa yang sedang terjadi di negeri kita ini, terutama soal pergolakan politiknya.
Seperti anjing terpanggang ekor.
Makna: Mendapat kesusahan yang amat sangat sehingga tidak karuan tingkah lakunya.
Setiap orang sudah barang tentu menghindari yang namanya kesusahan, bahkan bagaimanapun caranya, sebab yang namanya kesusahan adalah hal yang tidak mengenakan.
Akan tetapi kesusahan ini datang tanpa dapat diprediksi, hadir begitu saja di tengah-tengah kehidupan, memang begitulah barangkali ia bekerja.
Ketika mendapatkan kesusahan yang mendadak tidak jarang dibuat bingung kelabakan, sampai tidak tahu apa yang terjadi sekalipun.
Baca juga: Peribahasa Tentang Tikus
Anjing menggonggong, khafilah berlalu.
Makna: Biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa.
Rintangan itu pasti ada dalam hidup, jika kuat dengan rintangan itu maka seorang manusia akan semakin tangguh dalam menjalani kehidupan.
Kemudian bukan tidak mungkin ketika tangguh dan kuat saat menghadapi rintangan, suatu saat akan menjadi manusia yang paripurna.
Seperti apa manusia yang paripurna itu?
Manusia yang mampu menyeimbangkan segalanya, baik itu kehidupan dunia dan untuk kehidupan akhirat.
Sebab seperti yang kita ketahui bersama, manusia tidak hanya hidup di dunia saja, melainkan kelak di setelah meninggal akan diminta pertanggungjawaban.
Anjing ditepuk menjungkit ekor.
Makna: Orang hina (bodoh, miskin, dan sebagainya) kalau mendapat kebesaran menjadi sombong.
Meskipun tidak semua orang yang demikian akan sombong saat mendapatkan kebesaran, dalam hal ini berupa kekayaan atau harata benda.
Pada kenyataannya sebagian besar orang yang tadinya bodoh menjadi jumawa saat memiliki kekayaan.
Hal ini diakibatkan dari kurang pemahaman akan harta atau kebesaran yang dimiliki. Padahal hakekatnya kekayaan itu adalah titipan dari Sang Kuasa.
Berbeda halnya saat harta atau kebesaran menghampiri orang pintar nan cerdas, barangkali akan lebih bermanfaat untuk khalayak banyak, atau setidaknya akan berkembang.
Bagai anjing beranak enam.
Makna: Kurus sekali.
Peribahasa tentang anjing di atas merupakan perumpamaan untuk orang yang begitu kurus. Kalian boleh mencoba hal ini jika memiliki teman yang kurus.
Pastikan juga ia tidak tahu makna dari peribahasa ini, agar teman kalian tersebut tidaklah merasa sakit hati.
Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya.
Makna: Orang yang berakal itu jauh pemandangannya, tetapi orang yang bodoh hanya memikirkan keperluan perutnya, kalau ia telah kenyang sudah tidak menghendaki apa-apa lagi.
Pepatah ini memperlihatkan perbandingan antara orang berakal dan orang bodoh, dimana orang berakal lebih berpikir jauh dan visioner, sedangkan orang bodoh hanya memikirkan sesaat saja.
Mungkin ini hanya dibandingkan dari satu sisi saja, sebetulnya masih banyak sisi lain yang menjadi perbedaan di antara keduanya.
Termasuk yang manakah kalian?
Bagai anjing melintang denai.
Makna: Sangat gembira atau sombong.
Pepatah tentang anjing ini adalah perumpamaan bagi orang-orang yang terlalu gembira, sehingga tidak sadar mereka menjadi seorang yang sombong.
Saat mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan, beberapa orang tidaklah sadar bahwa mereka menjadi seorang yang sombong atas kebahagiaannya.
Tuah anjing, celaka kuda.
Makna: Nasib manusia tidak sama, ada yang beruntung dan ada pula yang celaka (tidak beruntung).
Manusia adala mahluk yang sangat unik, diciptakan dengan berbeda, seiring pengalamannya ia akan menjadi lebih baik.
Nasibnya pun tidak sama, berbeda-beda, tergantung dari pada usaha, doa dan yang digariskan untuknya.
Dengan demikian, sebagai manusia kita hanya dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin, sedangkan untuk hasil bukanlah urusan manusia.
Semoga kalian dapat memaknai peribahasa tentang kuda atau anjing ini sebagai sesuatu hal yang baik.
Melepaskan anjing terjepit.
Makna: Menolong orang yang tidak tahu membalas budi.
Pernahkah di antara kalian mengalami hal demikian, dimana telah membantu seseorang, akan tetapi ia tidak merasa telah dibantu, jasa kita seakan dibuang begitu saja.
Hal yang demikian adalah kurian bagi dia pada hakikatnya, mengapa demikian? Sebab ia telah menunjukan sifat dan sikap aslinya.
Mempertinggi semangat anjing.
Makna: Memperbaiki nama orang jahat (tentu sia-sia).
Jangan sampai hal ini kita lakukan, sebab secara tidak sadar kita telah membantu kejahatan itu sendiri.
Orang yang jahat itu justru seharusnya diruntuhkan, agar ia berfikir dan dapat berubah di masa yang akan datang.
Tergerenyeng-gerenyeng bagai anjing disua antan.
Makna: Seorang penakut yang menepi-nepi karena ingin lari.
Peribahasa tentang anjing ini menggambarkan seorang yang takut bukan main hingga terlari-lari, terlepas dari apa penyebab ketakutan tersebut.
Merasa dan memiliki ketakutan tentu adalah hal yang wajar bagi seorang manusia, akan tetapi tentu menjadi tidak wajar saat ketakutan tersebut berlebihan.
Seperti anjing bercawat ekor.
Makna: Pergi menghindar karena merasa malu.
Sama halnya dengan rasa takut, rasa malu juga menjadi hal yang wajar bagi seorang manusia.
Bagaimana jadinya jika rasa malu tidak ada, hancurlah pasti dunia ini, sebab manusia akan bebas melakukan apapun sekehendaknya.
Hal yang barangkali tidak boleh itu adalah merasa takut dengan sesuatu hal secara berlebihan.
Ada yang menarik juga dari peribahasa tentang ayam berikut ini, barangkali kamu sedang mebutuhkan hal tersebut.
Nah itu dia pepatah atau peribahasa tentang anjing, semoga tulisan ini menjadi wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
Baca juga:
Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti.Â
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academy by Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Editor: Daisy
Featured image source: Pexels
© lifestyle.pinhome.id