Daftar Isi
Puisi Pendidikan – Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena melalui pemdidikan manusia bisa belajar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar lebih baik dan berguna dalam menjalani kehidupan. Bagi negara-negara maju di luar sana, pendidikan menjadi sektor yang diutamakan.
Banyak-negara maju yang menganggarkan dana yang besar untuk biaya pendidikan, bahkan terdapat sekolah-sekolah yang digratiskan. Pernah mendengar cerita Jepang yang luluh lantak karena letupan bom atom di Hirosima dan Nagasaki? Apa yang pertama kali ditanyakan oleh pemimpinnya? Yang ditanyakan itu berapa jumlah guru yang tersisa, terbukti bahwa pendidiakn sangat penting.
Pendidikanlah yang mengantarkan Jepang yang dulunya luluh lantak menjadi negara maju yang mampu memproduksi berbagai produk dan dikenal dunia. Berbicara tentang pendidikan tidak hanya seputar lingkungan persekolahan, karena tempat yang kita singgahi adalah sekolah.
Setiap orang yang kita temui dan mengajarkan hal yang bermanfaat adalah guru dan setiap buku yang kita baca itu adalah ilmu. Bahkan perantara-perantara yang mengantarkan kita mendapatkan ilmu pun termasuk dalam sarana pendidikan, entah itu buku, pulpen dan sebagainya.
Lalu, bagaimana cara kita mengapresiasi mereka yang menjadi pahlawan pencerdasan bangsa atau benda-benda yang ikut berperan dalam proses kita menuntut ilmu di dunia pendidikan? Salah satu cara sederhana yaitu dengan membuat puisi-puisi yang mampu mewakili apa yang ingin kita sampaikan.
Nah, dalam artikel kali ini kami menyajikan beberapa puisi-puisi pendidikan karangan teman-teman kita. Berikut contoh puisi pendidikan yang kami sajikan.
Baca juga:
Ingin mengkritisi dunia pendidikan juga bisa dilakukan lewat puisi. Itulah salah satu kelebihan dari karya satra. Berikut contoh puisi yang mengkritisi dunia pendidikan.
(Dian Hartati) * Sampai kini saya tidak tahu Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku Tujuh belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah ibuku Kuhabiskan di meja pendidikan Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan * Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah Namun tdak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan Aku hanya terampil menyontek garapan temanku Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang * Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta Apa kabar pendidikan negeriku Adakah kini kau sudah berbenah Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah Dan masa depan nan cerah?
Apa Kabar Pendidikan Negeriku merupakan sebuah puisi yang ditulis oleh Dian Hartati. Puisi ini memiliki makna yang cukup dalam mengenai pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia sangat jauh teringgal dari negara-negara lain.
Saat ini titel sarjana tidak semenawan zaman dulu, bahkan sebaliknya, seorang sarjana pada masa ini banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan. Kemudian siapakah yang harus disalahkan? Apakah lembaga pendidikan masih berfungsi sebagaimana mestinya atau bahkan sebaliknya.
Disisi lain, biaya pendidikan kian hari kian mahal. Seakan-akan pendidikan hanya ada bagi mereka orang-orang dengan kasta tinggi. Ditambah dengan maraknya jual beli ijazah, yang tentu menambah permasalahan pendidikan di negeri ini.
Semoga dengan hadirnya puisi yang mengkritik pendidikan di negeri ini, menyadarkan dan membuka mata kita mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi Indonesia, terutama soal pendidikan.
Berikut merupakan sebuah puisi pendidikan dengan judul Pesan dari Guru yang dibuat oleh de Ruhama, ia adalah mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia di Unversitas Siliwangi.
(Ruhama, 2019) * Kulihat dari kejauhan Ia memarkir sepeda tuanya Kulihat keringat berkilap di dahinya Kudengar suara napasnya yang terengah-engah Kucium aroma keringat yang berbaur dengan parfumnya * Tersungging senyum manis dari bibirnya Bibir yang selalu mengucap kata-kata mutiara Bibir yang tak henti mendoakan siswanya Bibir yang mengeluarkan ilmu untuk diajarkan kepada siswanya * Suatu hari, Ia pernah berkata, “Anak-anakku, kita memang hidup di desa Terpencil.. Jauh dari ramainya ibu kota Tapi… Jangan pernah kalian merasa kerdil Bangkitlah… Bergeraklah… berjuanglah… Hancurkan kebodohanmu Raih cita-citamu Bangkit dari tidurmu dan gapai mimpi indah itu Aku memang orang tua yang sudah sepuh Tapi cintaku pada kalian takkan pernah lusuh”
Pesan dari Guru adalah sebuah puisi yang mengisahkan nasehat seorang guru kepada muridnya dimana ia memberikan pesan, meski tinggal jauh dari kehidupan, akan tetapi semangat untuk menggapai cita-cita harus diglorakan.
Ketika kita berbicara sebuah cita-cita, justru tidak ada sekat di dalamnya. Mau itu masyarakat kota ataupun desa mereka sama-sama memiliki mimpi dan cita-cita.
Memang benar apa yang disampaikan puisi pendidikan di atas, dimana kita harus memiliki cita-cita yang kuat meski tinggal di desa, jauh dari kota. Banyak orang-orang besar yang telah membuktikan kesuksesan meraka justru diukir dari desa, bahkan mereka mampu menjadi pemimpin kelas dunia.
Semoga puisi pendidikan pesan dari guru ini dapat benar-benar menjadi sebuah pesan bagi kita semua sehingga kelak kita benar-benar menjadi manusia yang dapat menggapai cita-cita.
Baca juga: Puisi untuk Guru
Ketika banyak orang yang telah kehilangan moral, bahkan para pemimpi di negeri ini ikut-ikutan tidak memiliki moral, maka pendidikan moral adalah sesuatu hal yang mahal dan penting. Pendidikan moral tidak seutuhnya bisa didapatkan di institusi-institusi dan lembaga-lembaga pendidikan.
Akan tetapi pendidikan moral didapatkan dari lingkungan keluarga, serta bagaimana seorang anak dibesarkan disana. Berikut puisi mengenai pendidikan moral yang dapat kita renungi.
Anak Anak Belajar dari Kehidupannya * (Dorothy Law Nalte) * Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih saynag dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Apakah benar anak-anak belajar dari kehidupannya? Kira-kira itulah yang pertanyaan yang dijawab oleh puisi pendidikan denngan judul Anak-anak Belajar dari Kehidupannya.
Pesan dari puisi tersebut, bahwa seorang anak akan hidup tergantung bagaimana ia dibesarkan serta mendapatkan perlakuan yang seperti apa? Apabila seorang anak dibesarkan dengan pujian maka ia akan tumbuh dan belajar menghargai. Kemudian apabila seorang anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan tumbuh dengan rasa keadilan.
Kemudian bagaimana jika seorang anak dibesarkan dengan hal-hal yang kurang baik, bahkan terkesan negatif? Tentu ia akan tumbuh dengan membawa perasaan tersebut.
Semoga dari puisi ini kita dapat mengambil pembelajaran bahwa pendidikan dari rumah lebih penting ketimbang pendidikan yang diberikan dari luar.
Apa yang kalian pikirkan ketika disebutkan kata buku? Bisa jadi setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda akan benda satu ini. Tapi yang jelas buku adalah sebuah media yang dapat mencerahkan dan memberikan pengetahuan bagi pembacanya.
Sebagian orang ada yang menyebutkan, bahwa buku adalah guru yang tidak pernah marah. Apakah memang benar seperti itu? Memang nyatanya seperti itu, buku tidak jauh berbeda dengan benda-benda lain, yang membedakan hanyalah soal asas kemanfaatannya.
Dengan membaca buku, kita mampu berkomunikasi dengan mereka dari lintas generasi, lintas negara dan budaya. Mengakses pemikiran-pemikiran meraka. Tentu saja hal semacam itu akan sangat bermanfaat sekali bagi kita dalam mengarungi kehidupan. Berikut puisi tentang buku yang akan menggambarkan tentang buku.
Buku * (Andika Risky, 2014) * Buku Kau hanyalah benda yang terdiam kau hanyalah barang yang ringan tapi dibalik dirimu.. Terdapat ilmu yang bermanfaat Kuukir ribuan kata-kata Yang terukir dibadanmu Yang terdiam Ku ratapi hidup denganmu Walaupun kau tidak dapat bicara * Kau ajarkanku… apa itu sebuah kehidupan Yang bisa mengubah hidupku Ntah bagaimana jika dirimu tidak ada Dunia ini akan menangis Karena kau adalah guru yang terdiam
Puisi dengan judul Buku di atas memiliki pesan dimana buku adalah benda mati, akan tetapi dibalik diamnya itu dia mampu memberikan ilmu dan dapat di ajak untuk berkomunikasi. Lebih dari itu lewat buku kita dapat belajar tentang kehidupan. Kemudian bayangkan bagaimana apabila buku tidak ada di dunia aja mungkin saja mendapatkan ilmu tidak akan semudah seperti saat ini.
Untuk itu alangkah baiknya kita mulai membiasakan diri membaca buku setiap hari, sebab dengan membaca wawasan ilmu kita akan bertambah.
Gudang Ilmu * (Ruhama, 2019) * Dengan kokoh ia berdiri Dengan gagah ia merendah diri Dari yang bagus hingga yang lusuh Setiap bagian tubuhmu bermanfaat Tak kenal baru atau lama Selalu terselip ilmu dalam lembaranmu Buku… Kau guru yang diam tapi mencerdaskan
Gudang Ilmu merupakan sebuah puisi tentang buku yang memberikan pesan, bahwa biarpun buku itu bagus dan lusuh dari segi penampilan, tetap memiliki nilai yang sama. Dimana keduanya memberikan ilmu.
Lebih jauh lagi, buku merupakan benda yang amat bermanfaat bagi kita, buku adalah guru yang diam tapi mencerdaskan.
Puisi berikut ini merupakan sebuah puisi yang mungkin bisa dibilang mengkritik pendidikan di negara kita. Bagaimana tidak, seperti yang telah kita tahu bersama pendidikan di Indonesia masih tetap stagnan, meski setiap tahunnya pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk Apa Pendidikan? * (Ruhama, 2019) * Katanya pendidikan itu cahaya kehidupan yang akan melepas kedangkalan dalam berpikir Tapi yang terjadi Hanya sibuk mencari teori Menjiplak karya dari sana-sini Lupa untuk berinovasi Lupa menembangkan potensi diri * Lalu, kemana pendidikan akan dibawa? Untuk apa pendidikan? Jawaban subyektif pasti lahir dari setiap kepala Biarkan mereka menjawab Untuk apa pendidikan?
Bisa dibilang puisi ini merupakan bentuk keresahaan seseorang yang muncul karena meliahat realita pendidikan yang ada di Indonesia. Sebab seperti yang kita ketahui pendidikan di negara kita masih jauh dari kata sempurna, terdapat banyak kekurangan disana-sini. Hal ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah saja.
Puisi di atas memberikan isyarat, bahwa pendidikan di nengara kita tidak dapat mengembangkan inovasi dan potensi yang ada pada diri manusia itu sendiri.
Biasanya kata guru tidak lepas dari dunia pendidikan karena seorang guru yang sangat berjasa dalam mentransfer ilmu. Tidak hanya sekadar mentransfer ilmu, seorang guru juga harus mampu mendidik. Guru merupakan penolong dalam kegelapan.
Berikut puisi tentang guru yang barangkali sebagai penghormatan untuk jasa-jasa mereka.
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa * (Ruhama, 2019) * Kulihat kau berbuat Kutiru apa yang kau buat Kudengar kau berbicara Kuucap apa yang kudengar Kucoba merasakan apa yang kau rasa Meskipun lelahmu tak kau rasa * Pahlawanku.. orang tuaku di sekolah jangan bosan untuk terus mendidik dan mengajar kami Ilmu yang kau beri menjadikan kami manusia berbudi menjadikan kami siap menjalani kehidupan * Tetaplah menjadi panutan Pahlawan tanpa tanda jasa Tapi jasamu tetap terkenang
Pantaskah seorang guru mendapatkan gelar pahlawan tanpa tanda jasa? Tentu saja pantas, dengan catatan guru tersebut memang benar-benar layak menjadi seorang guru.
Guru sendiri adalah profesi yang amat mulia dimana mengajari setiap murid untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu. Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, harus memiliki kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diawal bahwa benda-benda mati sekalipun yang mendorong berlangsungnya suatu pembelajaran, itu merupakan proses dari pendidikan.
Penaku * (Lia Nur Aini, Gunung Kidul) * Penaku… Setiap hari kugunakan dirimu Kugoreskan tintamu Kupinjamkan dirimu Kadang kuhabiskan drimu * Penaku… Kau ku gunakan untuk mencurahkan isi hatiku Kau ku gunakan untuk mencurahkan ilmuku Dan ku gunakan dirimu untuk menceritakan kisahku * Penaku… Kau selalu kubawa kau selalu menemaniku Tetapi… Aku tak pernah berterima kasih padamu Aku tak pernah memperhatikanmu Maafkan aku penaku… Tanpamu aku tak dapat mengisi hidupku
Penaku adalah sebuah puisi tentang menuntut ilmu, dimana menceritakan pena yang digunakan dalam setiap kesempatan, untuk mencurahkan tulisan, mencatat ilmu dan lain sebagainya.
Namun kadang kita lupa atau bahkan tidak pernah berterimakasih pada benda satu ini, padahal jasanya begitu besar.
Taman Ilmu * (Ruhama, 2019) * Taman yang berisi ilmu Taman yang dikunjungi manusia yang haus ilmu Taman yang berisi manusia-manusia bermutu * Tak mengenal bangunanmu sekokoh apa Tak mengenal tubuhmu sereot apa Tapi ilmu yang kau tamping Tak pudar dengan segala cecar
Taman Ilmu, sebuah puisi pendidikan pendek dan singkat, meskipun begitu puisi ini memiliki makna yang sangat dalam. Dimana Taman Ilmu tersebut ialah sekolah, tempat kita belajar mengais ilmu dari masa kecil, mungkin bisa jadi hingga saat ini.
Kenangan-kenangan di Taman Ilmu akan tersusun rapi hingga akhir nanti, sebab tempat itu merupakan tempat kedua setelah tumah untuk belajar.
Nah itulah tadi beberapa contoh puisi pendidikan yang kami sajikan. Setiap orang berhak untuk mengecap pendidikan, karena ilmu tak hanya bisa didapatkan di lingkungan sekolah atau lemabaga pendidikan formal.
Dimanapun tempatnya, siapapun gurunya, apapun yang dijarkannya selama itu hal yang bermanfaat itu juga merupakan ilmu dan bagian dari proses pendidikan.
Selain kumpulan puisi di atas, kalian juga dapat membaca puisi kehidupan, puisi Indonesia, maupun puisi motivasi agar semakin terinspirasi.
Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academy by Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Edutor: Daisy
© lifestyle.pinhome.id