Dipublikasikan oleh Harsanto Maulana Ibrahim dan Diperbarui oleh Annisa Hapsari
Apr 10, 2023
6 menit membaca
Daftar Isi
Kroto, sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi penggila burung. Apalagi buat kamu yang juga penggila bisnis. Tentunya, banyak hal yang ingin kamu ketahui seputar kroto ini.
Terlebih lagi jika hal ini bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Kroto adalah bahan pakan yang disukai burung-burung insektivora karena kandungan proteinnya yang sangat tinggi. Selain itu, kroto dipercaya dapat membuat bulu burung lebih mengkilap dan kicauannya lebih merdu.
Kroto dihasilkan oleh semut rangrang atau Oecophylla Smaragdina yang berupa telur dengan komponen berupa pupa dan larva. Secara fisik, kroto mirip butiran nasi yang berwarna putih dan berbentuk lonjong.
Kroto mengandung banyak nutrisi yang berguna bagi burung, yaitu: zak besi, kalsium, potassium, sodium, vitamin B1 dan B2, niacin, dan protein.
Dahulu, kroto biasa diperoleh di alam bebas. Tetapi, karena pemburuan yang meningkat membuat populasinya semakin menurun. Sehingga banyak yang membudidayakan kroto di rumah pribadi.
Membudidayakan kroto di rumah, justru akan membawa keuntungan karena kualitas dan kuantitas kroto yang dihasilkan dapat dikontrol dengan baik.
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk membudidayakan kroto adalah mengembangbiakkan semut rangrang dengan membuatkan sarang. Karena budidayanya dilakukan di rumah, maka sarangnya bisa menggunakan toples, paralon, maupun bambu.
Selain itu, jika kamu ingin membudidayakan kroto, kamu perlu juga mengetahui beberapa hal berikut ini:
Bibit kroto bisa didapatkan dari alam dan membeli di peternak kroto.
Jika memilih bibit kroto dari alam maka tidak perlu mengeluarkan biaya, tetapi perlu mempersiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan, selain itu semut rangrang di alam tergolong langka sehingga cukup sulit didapatkan.
Sementara jika memilih bibit dari peternak langsung, maka hanya perlu membayar sesuai kualitas dan jumlah bibit yang dibutuhkan.
Ratu kroto merupakan semut penghasil telur, dimana sekali bertelur mencapai ribuan kroto. Dibandingkan semut rangrang biasa, ukuran ratu kroto adalah sepuluh kali lipatnya.
Ratu kroto hanya berdiam diri di sarangnya dan memiliki warna hijau kemerahan.
Saat ini, 1 kg kroto berharga Rp 250.000, jika dalam 1 toples menghasilkan 100 gr, maka dengan 300 toples dikalikan 100 gr sama dengan 30.000 gr atau 30 kg. Sehingga, 30 kg dikali Rp 250.000 sama dengan Rp 7.500.000, angka tersebut adalah pendapatan dalam sekali panen.
Sementara kroto bisa dipanen 1-2 kali sebulan, bayangkan saja berapa jumlah omset yang didapatkan sementara modal hanya memerlukan sedikit biaya.
Kelemahan ternak kroto diantaranya adalah tidak bisa sembarangan dalam membuat rak, pemilihan bibit perlu diperhatikan, tidak bisa berganti-ganti orang dalam memeliharanya, perlu memperhatikan pola konsumsinya, dan elemen penunjang dalam sarang juga harus diperhatikan.
Penyebab kegagalan ternak kroto, yaitu percampuran antara koloni baru dan lama, lokasi ternak yang tidak sesuai, menempelkan rak semut pada dinding, penempatan kandang di tempat ramai, ternak kroto tanpa ratu, penambahan media kosong untuk sarang baru yang terburu-buru, dan pemanenan yang terlalu dini.
Perlu kamu ketahui bahwa harga tersebut hanya bersifat sementara, untuk itu rajin-rajinlah cek harga kroto agar kamu mengetahui update terbaru harga kroto. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga mengenai budidaya >>Semut Rangrang<<untuk menghasilkan kroto
© lifestyle.pinhome.id