Dipublikasikan oleh Pandu Pamungkas dan Diperbarui oleh Pandu Pamungkas
Jan 25, 2023
20 menit membaca
Daftar Isi
Pakaian adat Betawi merupakan sebuah pakaian yang biasa digunakan oleh masyarakat asli penduduk DKI Jakarta dalam acara-acara tertentu seperti acara pernikahan dan festival-festival lainya. Selain itu kebudayaan dan adat istiadat Betawi juga menjadi lambang ikon budaya asli Jakarta. Contohnya, pakaian adat betawi untuk para kaum lelaki disebut koko dan lain sebagainya yang identik dengan adat disana.
Contoh budaya asli Betawi diantaranya seperti kerak telor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang semua itu merupakan kebudayaan adat turun temurun. Termasuk diantaranya seperti pakaian adat Betawi yang merupakan identitas nasionalisme. Bahkan penduduk Jakarta mendapatkan sebutan atau julukan sebagai orang Betawi.
Baca Juga:
Pakaian adat Betawi merupakan pakaian yang biasa dikenakan oleh masyarakat Betawi dalam acara tertentu, yakni acara adat yang biasa diadakan hari tertentu.
Misalnya seperti hari pernikahan, khitanan, dan hari-hari pahlawan. Dalam hal seperti itulah biasanya mereka akan menggunakan pakaian adat tersebut sebagai pakaian utamanya. Pakaian adat Betawi memiliki corak dan ciri khas yang berbeda dengan pakaian lain, selain itu pakaian adat juga memiliki makna dan nama yang berbeda. Seperti halnya penyebutan pakaian adat betawi untuk para kaum lelaki disebut koko.
Untuk penyebutan pakaian adat betawi untuk para kaum lelaki disebut koko. Berikut adalah nama-nama pakaian adat Betawi yang biasa digunkanya untuk pria diantaranya seperti:
Selanjutnya adalah nama-nama pakaian adat Betawi yang biasa dikenalkan untuk wanita diantaranya seperti:
Jakarta merupakan sebuah daerah istimewa yakni sebagai Ibukota Jakarta atau sebagai kota besarnya indonesia. Salah satu perkotaan yang sangat terkenal dengan kepadatannya di Asia Tenggara.
Jakarta memang mempunyai pakaian tradisional yang disebut dengan abang none atau demang. Pakaian adat tradisional Jakarta ini berawal dari sejarah suku DKI Jakarta yang dulunya sudah banyak terpengaruhi oleh berbagai budaya luar daerah.
Pakaian adat tradisional Jakarta dulunya datang atau terinspirasi dari seorang pedagang China, Arab, Belanda, dan suku-suku yang ada di Indonesia. Dari hal inilah yang kemudian menciptakan sebuah pakaian adat tradisional Jakarta yang biasa dikenakan hingga saat ini.
Sedangkan untuk pakaian pengantin masyarakat Jakarta, memang sangat terlihat dari sebuah proses asimilasinya dari berbagai jenis kelompok etnis. Pakaian pengantin pria terdiri atas tiga bagian diantaranya seperti turban, jubah, dan celana yang dipengaruhi dari budaya Arab.
Pakaian pengantin yang biasa digunakan hingga saat ini adalah kemeja, syangko (sampul depan), rok panjang dengan model encim yang menunjukkan pengaruh dari budaya Tionghoa. Sedangkan untuk sandal atau alas kaki yang digunakanya oleh pengantin pria dan wanita sendiri dipengaruhi dari budaya Arab.
Baca Juga:
Pakaian adat Betawi abang none merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh wanita Betawi dalam sehari-hari, seperti baju kurung dengan model lengan pendek. Namun, biasanya pakaian adat betawi untuk para kaum lelaki disebut koko.
Baju kurung tersebut dapat berbentuk polosan atau menambahkan saku pada sisi depannya. Pakaian Betawi wanita biasanya sangat identik dengan warna yang mencolok seperti warna merah, kuning, atau hijau.
Setelah baju kurung, selanjutnya akan memakai kerudung yang berasal dari selendang. Warna kerudung tersebut dapat disesuaikan dengan warna baju kurung yang sedang dikenakan. Sedangkan untuk bawahan yang biasa dipakai wanita yakni kain sarung batik.
Kain sarung batik tersebut mempunyai ciri corak yang geometri dengan warna-warna cerah sesuai dengan baju kurung yang dikenakan. Jadi untuk itu pastikan warna kerudung, sarung, dan baju kurung benar-benar dapat menyeuaikan dengan pakaian yang sedang digunakan.
Baca Juga:
Pakaian keseharian Betawi adalah pakaian biasa dipakai oleh masyarakat Betawi dalam kehidupan sehari-hari. Pada pakaian keseharian pria ini, pakaian adatnya terdiri dari baju koko atau sebutan lainnya adalah sadariah, celana komprang dengan ukuran tanggung, kemudian menggunakan sarung yang digulung lalu diikatkan pada bagian pinggangnya, memakai sabuk hijau, dan peci yang berwarna merah. Maka dari itu, karena penyebutan pakaian adat betawi untuk para kaum lelaki disebut koko, disana banyak sekali pria yang menggunakannya.
Di bawah ini kami jelaskan secara detail mengenai masing-masing pakaian keseharian pria Betawi pada umumnya.
Baju koko Betawi mempunyai sebutan sendiri yang cukup familiar yaitu sadariah. Sadariah sendiri memiliki model yang hampir sama dengan baju koko pada umumnya yang beredar di pasaran. Yang membedakan antara keduanya sangatlah sedikit yaitu pada sadariah tidak kita jumpai adanya motif.
Sadariah yang merupakan pakaian adat dari betawi ini tidak memiliki beberapa campuran warna. Karen hanya memiliki satu pilihan warna saja dan kesannya polos. Baju sadariah ini hanya diperuntukkan bagi pria betawi yang sudah atau sering dipanggil dengan sebutan abang.
Celana dari kain batik ini adalah berupa celana kolor atau celana yang memiliki karet di bagian pinggangnya. Celana kolor ini merupakan atribut kedua dalam pakaian adat betawi untuk keseharian para pria.
Bentuk celana ini adalah panjangnya hanya sampai pada bagian bawah lutut saja (tanggung) dan motifnya dari batik yang tidak terlalu ramai. Warna-warna kain yang pada umumnya digunakan dalam membuat celana kolor khas pria Betawi ini adalah warna hitam, putih, dan juga cokelat.
Selendang atau sorban adalah atribut ketiga dalam pakaian keseharian pria betawi. Selendang khusus pria betawi ini juga biasa disebut dengan istilah sarung atau sorban. Tetapi, sorban ini bukanlah sorban yang biasanya dipakai di bagian kepala. Namun, cara pakainya yaitu kain dilipat kemudian diletakkan pada pundak atau dikalungkan di bagian leher pria betawi.
Hampir sama dengan penutup kepala yang berwarna hitam yang biasa dipakai oleh orang-orang beragama Islam untuk beribadah atau menjalankan ibadah sholat di Indonesia. Sementara itu, di Betawi peci atau yang sering disebut kopyah ini biasanya dipakai oleh para pria untuk keseharian mereka.
Peci atau kopyah orang betawi biasanya memang berwarna hitam, akan tetapi ada juga yang berwarna merah atau terbuat dari bahan beludru. Pada jaman sekarang ini bentuk dan desain kopyah makin beragam.
Baca Juga:
Untuk busana keseharian wanita, orang-orang Betawi memakai pakaian yang terdiri dari baju kurung yang berwarna mencolok atau terang, kemudian memakai selendang yang sama dengan baju kurung, bawahannya menggunakan kain batik yang bermotif geometris.
Juga dilengkapi dengan kerudung yang fungsinya untuk menutup kepala. Berikut ini adalah penjelasan mengenai atribut-atribut dalam pakaian adat keseharian wanita suku betawi yang dapat kamu simak.
Baju kurung adalah salah satu atribut pertama bagian dari pakaian adat keseharian wanita suku Betawi. Biasanya baju kurung ini memiliki lengan yang pendek. Warna kain yang digunakan untuk membuat baju kurung ini dengan mempunyai warna-warna yang terang dan juga mencolok.
Walaupun pada saat ini banyak para desainer yang mengikuti perkembangan jaman dengan menggunakan berbagai macam warna dalam membuat baju kurung. Banyak orang juga menambahkan saku untuk memudahkan menyimpan sesuatu yang kecil di bagian depan baju.
Atribut selanjutnya adalah yang biasa disebut dengan nama kain sarung batik. Pada umumnya kain sarung ini digunakan untuk menutup tubuh bagian paling bawah, juga bisa digunakan untuk menutup kepala.
Warna-warna yang digunakan dalam kain sarung batik ini adalah warna-warna yang cerah dan pastinya memiliki motif geometri. Kadang warna sarung yang dipakai biasanya akan disesuaikan dengan baju kurung yang sedang seseorang pakai.
Selain mengenakan kain sarung batik, para wanita betawi juga memakai kerudung untuk menutup kepala. Kerudung yang dikenakan itu mirip kain selendang yang dipakai perempuan dan biasanya perempuan-perempuan muda yang sering memakainya.
Cara menggunakan kerudung ini sangat mudah yaitu hanya dengan diletakkan di kepala tanpa mengaitkan sisi-sisinya dengan menggunakan peniti. Warna yang dipakai untuk kerudung ini juga biasanya disesuaikan dengan warna baju kurung yang akan dikenakan.
Baca Juga:
Baju adat pernikahan Betawi memiliki akulturasi atau paduan dari berbagai budaya luar daerah seperti budaya Melayu, budaya Tionghoa, dan budaya Arab.
Dandanan care haji merupakan baju pengantin adat Betawi yang terdiri atas jubah yang panjang dan lengkap dengan kopiah atau peci serta penutup kepala.
Jubah yang biasa dikenakan oleh pengantin pria ini terbuat dari bahan beludru serta memiliki warna merah yang cerah. Sedangkan untuk bagian dalam baju adat pengantin pria ini mempunyai warna putih dengan bahan kain yang amat halus.
Sedangkan untuk penutup kepala pengantin pria ini terbuat dari sorban atau yang biasa disebutnya dengan Alpie. Selain itu penutup kepala untuk pengantin pria ini juga lengkap dengan selendang dan memiliki motif kain yang berwarna emas dan terdapat manik-manik.
Care none pengantin cine merupakan salah satu pakaian adat Betawi yang biasa digunakan untuk pengantin wanita yang mirip dengan budaya China. Bahan yang dipakai pengantin wanita ini berasal kain satin.
Sedangkan untuk bawahannya biasanya menggunakan rok yang biasa disebut Kun dan memiliki warna yang gelap serta memiliki model menyerupai duyung. Untuk bawahanya warna yang biasa digunakan yakni hitam dan merah. Namun warna ini biasanya dapat disesuaikan dengan pengantin pria.
Sementara untuk pelengkap pakaiannya, yakni ada bunya goyang yang bermotif burung hong. Selain itu biasanya pengantin wanita akan diberikan sebuah sangggul palsu yang lengkap dengan cadar untuk bagian muka pengantin.
Pada bagian sanggul pengantin wanita dapat juga dihiasi dengan sebuah bunga melati yang bentuknya menyerupai ronjee dan sisir. Selain itu pengantin wanita adat betawi juga dapat memakai perhiasan tujuanya untuk mempercantik pada tampilan.
Selain itu pengantin wanita juga dapat mengenakan hiasan lain seperti kalung lebar, gelang listing, dan hiasan teratai seperti manik-manik untuk dapat diapakai pada leher agar nantinya bisa terlihat lebih elegan.
Orang Betawi yang masih memegang teguh adat budaya hingga saat ini, pasti dalam setiap upacara pernikahan mereka masih mengenakan pakaian khusus pengantin adat Betawi. Pakaian adat tersebut adalah salah satu bentuk akulturasi beberapa kebudayaan yang nyata, antara lain, kebudayaan Tionghoa, Kebudayaan Arab, dan Kebudayaan Melayu.
Untuk pengantin pria, biasanya memakai pakaian adat Betawi seperti dandanan Care Haji. Dandanan Care Haji maksudnya adalah berupa jubah besar dengan warna yang cerah (biasanya menggunakan warna merah) dan menggunakan perhiasan benang berwarna keemasan.
Celananya panjang berwarna putih, di dalam jas (bagian dada) memakai selendang, serta memakai topi khusus dari sorban yang fungsinya sebagai penutup kepala. Sehingga dengan penggunaan model pakaian ala dandanan care haji tersebut, dapat kita lihat bahwa nilai-nilai budaya Arab sangat kental di dalamnya.
Baju pengantin wanita khas Betawi ini mempunyai nama dandanan care none pengantin cine. Sangat berbeda dengan pakaian yang dikenakan oleh pengantin pria yang kental dengan budaya Arab, pakaian penganti wanitanya justru sarat akan nilai-nilai budaya Tionghoa.
Baju pengantin wanita adat betawi ini terdiri dari blus yang berwarna cerah dan bahannya dari kain satin, rok berwarna gelap (rok kun), serta hiasan kepala semacam kembang goyang yang bermotif burung hong.
Selain itu, pada bagian kepalanya terdapat hiasan sanggul palsu yang lengkap dengan cadar di bagian wajahnya. Selain itu ada juga hiasan bunga melati yang diikatkan pada sisir atau ronje yang dipakai dengan hiasan lain seprti gelang listring, kalung lebar, manik-manik untuk menghias dada, dan alas kakinya adalah sandal selop yang modelnya seperti perahu.
Selain pakaian adat, masih banyak kebudayaan-kebudayaan betawi yang juga bisa kita pelajari seperti ondel-ondel misalnya. Ondel-ondel merupakan ikon kota Jakarta dan merupakan salah satu jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan yang di tampilkan dalam pesta-pesta rakyat atau masyarakat Betawi pada umumnya.
Ondel-ondel ini biasanya berupa boneka yang sangat besar dan tingginya kira-kira mencapai 2,5 meter dengan diameter sekitar 80 cm. Boneka ondel-ondel terbuat dari anyaman bambu. Anyaman bambu tersebut telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga ketika dipikul dari dalam sangat mudah.
Wajahnya berupa topeng dengan rambut di kepalanya yang terbuat dari ijuk kelapa. Biasanya wajah dari ondel-ondel ini adalah laki-laki dan di cat menggunakan cat yang berwarna merah serta memakai pakaian dengan warna yang gelap. Sementara untuk yang wanita, wajahnya dicat menggunakan cat yang berwarna putih dan memkaia pakaian yang berwarna terang.
Selain ondel-ondel, budaya betawi juga tidak lepas dari pengaruh bahasa yang kental di dalamnya. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Betawi adalah bahasa Melayu yang ditambah dengan unsur-unsur bahasa lain seperti bahasa sunda, bahasa cina, bahasa bali, bahasa arab, dan juga berbagai bahasa dari Eropa terutama Portugis dan Belanda. Bahasa yang ada di Betawi ini berkembang secara alami sehingga tidak ada struktur baku yang jelas untuk membedakannya dengan bahasa Melayu. Meskipun juga ada unsur linguistik yang dipakai sebagai ciri khasnya.
Di Betawi juga ada seni Budaya Tari yaitu beberapa tari tradisional yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Beberapa Tarian daerah yang ada di betawi adalah tari topeng Betawi, tari yapong, tari cokek, tari lenggang nyai, dan tari japin.
Yang pertama adalah tari topeng Betawi merupakan paduan beberapa aspek seperti aspek tari, aspek musik, dan aspek teater. Biasanya tari topeng ini dipentaskan untuk memeriahkan sebuah pesta-pesta penting seperti pernikahan dan khitanan.
Yang kedua adalah tari jaipong merupakan sebuah tarian yang menggambarkan kegembiraan dengan gerakan yang dinamis dan juga erotis.
Yang ketiga adalah tari cokek, merupakan suatu tari klasik khas betawi yang sangat kental dengan budaya etnik cina.
Yang keempat adalah tari lenggang nyai, merupakan tarian yang menggambarkan seseorang berhasil keluar dari pernikahan yang merenggut kebebasannya.
Dan yang terakhir adalah tari Japin, merupakan sebuah tarian hasil adaptasi dari tari Zapin yang dipengaruhi oleh kebudayaan arab dan melayu.
Bagi yang menyukai alat musik tradisional, di Betawi ini juga mempunyai alat musik tradisional yang khas. Alat-alat musik tersebut seperti tanjidor, marawis, keroncong, dan gambus. Selain itu, terdapat juga makanan khas betawi seperti asinan betawi, soto betawi, ayam sampyok, sayur babanci, soto tangkar, bandeng pesmol, nasi ulam, dan juga nasi kebuli.
Baca Juga:
Baju adat Betawi untuk anak adalah baju pangsi yang diikatkan di pinggang. Pada dasarnya pakaian adat Sunda dan pakaian adat Bteawi Jakarta memang memiliki persamaan yang tentunya tidak juah berbeda, yakni sama-sama memiliki model pangsi.
Untuk pakaian adat Sunda dalam sehari-hari untuk pria yakni dengan menggunakan celana yang ukurannya besar atau yang disebutnya pangsi. Sedangkan atasannya pria Sunda disebut dengan baju salontreng. Adapun pakaian adat Sunda yang dipakai dalam sehari-hari bagi wanita yakni kebaya. Kebaya memang pada dasarnya juga menjadi sebuah ikon pakaian adat masyarakat Indonesia.
Tetapi kebaya Sunda mempunyai ciri khas yang lengkap dengan ikat pinggang yang biasa disebut dengan beubeur. Sedangkan untuk bawahan kebaya wanita adat Sunda biasanya menggunakan sinjang bundel atau dikenal dengan kain batik.
Baca Juga:
Dibawah ini adalah tradisi pernikahan adat Betawi yang tujuanya untuk memperkaya khazanah pengetahuan akan tradisi Betawi, berikut penjelasanya.
Ngedelengin merupakan sebuah perkenalan sebelum melakasanakanya pernikah bagi adat Betawi. Secara harfiah, makna dari ngedelengin yakni melihat dengan saksama.
Biasanya jika kedua keluarga merasa cocok, maka akan dipilih dua orang dari pihak keluarga laki-laki sebagai mak comblang.
Biasanya, mak comblang ini dapat dari paman atau bibi dan biasanya mak comblang tersebut akan menggantungkan sejenis ikan bandengan di rumah perempuan.
Hal ini tanda sebagai bahwa anak gadis tersebut sudah ada yang menyukainya.
Pada waktu itu pula, mak comblang akan menjadi juru bicara mengenai kapan lamaran akan dilakukan dan apa saja yang nantinya ingin dibawa.
Ngelamar merupakan salah satu adat yang termasuk budaya adat Betawi yang sampai saat ini terus dilakukan, tujuannya untuk meminta izin atau meminta doa restu terhadap orang tua wanita dan untuk menghalalkan menjadi pasangan suami isti.
Ngelamar ini biasanya akan diwakili keluarga ayah dan ibu yang berjumlah 6 orang. Selain itu dalam acara pelamaran juga harus membawa barang sesuai dengan adatnya, tujuannya yakni untuk menghormati pihak keluarga dari wanita.
Barang yang biasa dibawa oleh adat Betawi dapat meliputi sirih embun, roti tawar, dua sisir pisang raja, uang sembah, dan masih banyak lagi. Sebenarnya ini hampir mirip dengan acara pertunangan. Biasanya prosesi ini akan dilaksanakan seminggu sesudah acara pelamaran.
Hal ini sebagai simbol dari masyarakat asli Betawi, biasanya juga akan memberikan tande putus serta cincin iris rotan, uang seserahan, serta makanan seperti kue dan lainya. Pada saat itu juga, akan dibicarakan mengenai tanggal pernikahan, mas kawin, uang belanja, kekudung, serta tidak lupa dengan berapa lama pesta yang akan dilakukan.
Masa dipiare merupakan kegiatan untuk memelihara kecantikan dari calon mempelai, serta untuk menjaga kesehatannya.
Selain itu ada juga diet yang harus dilakukan. Menurut budaya asli Betawi, masa dipiare biasanya akan dilakukan selama kurang lebih sebulan. Namun untuk saat ini kegiatan tersebut hanya akan dilakukan dalam waktu satu hingga dua hari sebelum pernikahan.
Siraman atau yang disebutnya dengan memandikan calon none mantu. Biasanya kegiatan ini akan dilakukan sehari sebelum akad nikah dilaksanakan. Lalu akan dilakukan tangas atau kum atau dikenaldengan mandi uap untuk membersihkan sisa-sisa lulur.
Ada lagi yang namanya ngerik dan potong centung untuk membersihkan bulu kalong dari calon pengantin. Dan terakhir, calon mempelai akan memerahkan kuku kaki dan tangan dengan calon pasangannya.
Setelah itu, lalu mempelai dari laki-laki akan berangkat ke rumah mempelai calon wanita dengan membawa beberapa rombongan dan seserahannya.
Baca Juga:
Pakaian adat Betawi bangsawan biasanya akan dipakai ketika ada upacara adat. Di dalam masyarakat Betawi sendiri umumnya disebut dengan baju ujung serong. Di zaman dulu baju bangsawan ini hanya diperuntukkan untuk demang saja.
Namun, seiringnya berjalannya waktu dan perkembangan zaman kini pakaian adat Betawi ujung serong sudah resmi bisa dipakai oleh PNS (Pegawai Negri Sipil) DKI Jakarta. Jenis pakaian adat Betawi ini hanya dapat dipakai oleh pria saja.
Pakaian adat jenis ini dahulunya adalah pakaian adat yang resmi dan hanya dipakai oleh para demang. Tetapi, pada saat ini pakaian tersebut sekarang bernama baju ujung serong yang telah resmi dipakai oleh para PNS dan dijadikan pakaian resmi PEMDA DKI Jakarta.
Mereka memakai pakaian resmi ini hanya di hari-hari tertentu saja. Pakaian Ujung serong ini terdiri dari beberapa pakaian juga yaitu sebagai dalamannya adalah kemeja putih, batik geometris yang dipakai di pinggang sebatas lutut, jas tutup yang berwarna gelap, serta celana pantolan yang warnanya seirama dengan warna jasnya.
Selain itu juga mengenakan aksesoris pelengkap, yang sering digunakan yaitu kopiah atau tutup kepala, pisau raut atau senjata yang menyerupai badik yang diselipkan di bagian pinggang, jam rantai untuk hiasan di sakunya, kuku macan, serta sepatu pantopel sebagai alas kakinya.
Itu adalah ulasan mengenai baju ujung serong yang di pakai oleh para bangsawan Betawi pria. Sementara untuk kaum wanita, jenis bajunya sama dengan baju yang dipakai keseharian yakni baju kurung selendang, kerudung, kain batik, dan ditambah oleh beberapa aksesoris atau perhiasan dari emas, yaitu kalung, gelang, giwang, dan cincin.
Baca Juga:
Seiring terus berjalannya waktu, kini perkembangan teknologi, kebudayaan tradisional juga semakin tergeser eksistensinya. Mengapa demikian? Karena pada zaman ini rata-rata lebih mementingkan dunia yang memang terdapat berbagai macam kehidupan yang modern.
Contoh seperti yang kita lihat saat ini cara berpakaiannya, memang kini sudah jarang ditemukan masyarakat yang masih menggunakan pakaian adat Betawi asli, kecuali ketika ada acara pesta pernikahan. Ketika pada saat itulah biasanya masyarakat Betawi akan menggunakan pakaian tradisional asli adat Betawi .
Tidak semua masyarakat lebih memilih acara pernikahan dengan memakai tema yang modern. Kebanyakan lebih menyukai pakaian adat Betawi . Mulai dari pakaian pengantin, pakaian adat istiadat dan hidangan makanan untuk tamu undangan.
Sejak zaman dulu, suku Betawi sudah terkenal sebagai salah satu suku yang sangat menghormati para leluhurnya. Warisan kebudayaan masih sangat dijunjung tinggi sampai saat ini. Bagi penduduk asli DKI Jakarta tentunya hal ini merupakan salah satu sebuah kebanggaan bagi mereka.
Baca Juga:
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
© lifestyle.pinhome.id