Dipublikasikan oleh Bekti dan Diperbarui oleh Markus Yohannes
Jul 6, 2023
9 menit membaca
Daftar Isi
Pakaian Adat Sumatera Utara – Provinsi Sumatera Utara merupakan rumah bagi berbagai suku, seperti Suku Batak, Suku Nias dan Suku Melayu. Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia karena memiliki sub-sub suku yang cukup banyak. Maka dari itu, budaya yang dimilikinya sangat beragam seperti pada pakaian adat Sumatera Utara.
Setiap sub suku Sumatera Utara memiliki pakaian adat mereka masing-masing yang dapat memperlihatkan ciri khas dan karakteristik masing-masing kebudayaan mereka. Adapun sub suku Batak di provinsi Sumatera Utara adalah seperti:
Tentu saja suku Nias dan suku Melayu memiliki pakaian adat mereka masing-masing. Untuk selengkapnya, kita akan membahas satu per satu dari pakaian adat yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut ini.
Baca Juga: Pakaian adat Betawi
Pakaian adat Sumatera Utara di dominasi oleh sebagian besar Suku Batak, mengingat memang mayoritas penduduk provinsi Sumatera Utara memang suku Batak.
Pakaian adat Suku Batak memiliki ciri khas pada penggunaan kain khusus yang digunakan, kain tersebut bernama kain ulos. Kain ulos berasal dari Sumatera Utara, memang menjadi khas Suku Batak, dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan peralatan tradisional.
Bahan untuk pembuatan kain ulos adalah benang Sutera yang berwarna hitam, putih, perak, merah dan emas. Kain ulos merupakan kain khas yang sudah menjadi lambang pakaian adat Sumatera Utara di tingkat nasional.
Terdapat berbagai macam jenis kain ulos yang tentu saja dengan motif berbeda-beda di setiap sub Suku Batak, seperti kain ulos antakantak, kain ulos bintang maratur, kain ulos boelan, kain ulos mangiring, kain ulos adang ursa, kain ulos pinan lobu-lobu, kain ulis pinuncaan, dan lain sebagainya.
Setiap kain ulos yang digunakan mempunyai nilai dan makna filosofis yang berbeda-beda tergantung pada motif dan warnanya, seperti:
Setidaknya ada 8 jenis pakaian adat yang berada di Provinsi Sumatera Utara, diantaranya adalah:
Yang pertama adalah pakaian adat Suku Batak Toba. Busana ini terbuat dari bahan utama kain ulos dari mulai bagian atas sampai bagian bawah baju. Bagian atas disebut hande-hande untuk laki-laki, sedangkan untuk bagian bawahnya disebut singkot.
Terdapat aksesori penutup kepala yang disebut bulang-bulang, detat atau tali-tali dan kain selendang yang digunakan pada saat acara atau upacara adat yang terbuat dari kain ulos ukia ragihotang, sadum, jugjaragidup dan runjat.
Selain itu baju adat suku Batak Toba dapat digunakan juga untuk perayaan pesta dan acara pernikahan.
Kain ulos yang digunakan ditenun secara manual, disematkan motif menarik berupa benang emas atau perak, sehingga kilauan kain ini akan menambah menarik bagi yang mengenakannya. Kain ulos memiliki bermacam corak dimana masing-masing memiliki motif yang khas dan menarik, antara lain:
Baca Juga: Pakaian adat Jawa Timur
Pakaian adat Suku Batak Karo tidak jauh berbeda dengan Batak pada umumnya. Pakaian adat suku Batak Karo terbuat dari bahan kain berupa pintalan kapas yang dikenal dengan nama uis gara. Uis gara pada umumnya menggunakan benang berwarna merah, maka dari itu kain ini seringkali disebut dengan nama kain merah.
Kain Uis Gara memang artinya kain merah, yang terbuat dari tenunan benang merah yang dipadukan dengan warna lain seperti warna hitam dan putih. Ditambah dengan motif berwarnakan logam mulia seperti emas dan perak yang memberikan warna yang elegan dan mewah.
Seperti halnya pakaian adat Aceh, pakaian tradisional Suku Batak Simalungun juga dihiasi dengan aksesori yang menambah uniknya pakaian tersebut, seperti penutup kepala dan juga kain samping.
Pada Suku Simalungun kain ulos yang digunakan seringkali disebut dengan nama hiou. Pemakaian ulos tersebut digunakan juga pada selendang yang khas ditambah aksesori pendukung seperti gotong untuk pria dan bulang untuk wanita, ditambah dengan suri-suri atau kain pelengkap berupa samping.
Suku Pakpak tinggal di wilayah Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Pada Suku Pakpak terdapat busana adat yang terbuat dari kain ulos pada umumnya. Busana ini terbagi menjadi dua yaitu untuk kaum pria yang bernama borgot dan untuk kaum wanit bernama cimata. Terdapat aksesori atau pelengkap berupa kalung emas yang bertahta.
Suku Mandailing merupakan Sub-Suku Batak yang bertempat tinggal di daerah Tapanuli Selatan, Mandailing dan Padang Lawas. Busana suku ini menggunakan kain ulos, tetapi terdapat perbedaan yaitu pada perpaduan aksesori pada saat digunakan.
Terdapat sebuah aksesori yang khas dan dikenakan oleh kaum perempuan yang bernama bulang. Bulang merupakan penutup kepala sejenis mahkota yang terbuat dari bahan dasar emas sepuhan. Mahkota ini memiliki makna sebagai lambang kemuliaan dan merupakan simbol struktur masyarakat.
Sedangkan pada kaum laki-laki terdapat penutup kepala yang bernama ampu. Ampu memiliki bentuk yang khas dan berwarna hitam. Pada zaman dahulu ampu digunakan oleh para raja suku Mandailing dan Angkola yang menunjukan simbol kebesaran.
Busana Suku Batak Angkola merupakan busana yang hampir mirip dengan busana adat Suku Batak Mandailing, tetapi busana ini lebih cenderung berwarna hitam dengan penggunaan aksesori berwarna keemasan.
Seperti busana adat Suku Batak pada umumnya, busana ini menggunakan bahan kain ulos sebagai bahan utama pembuatan pakaian ini.
Suku Nias merupakan salah satu suku yang mendiami Provinsi Sumatera Utara selain Batak, Melayu dan suku lainya. Letak suku Nias dan Batak terpisah sehingga membuat Suku Nias mempunyai budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan suku Batak.
Pulau Nias terletak di sebelah barat pulau Sumatera, khususnya Sumatera Utara. Meskipun suku ini termasuk ke dalam wilayah Sumatera Utara, namun pakaian tradisional Suku Nias memiliki perbedaan dengan suku-suku lain yang ada di provinsi ini.
Suku Nias sendiri terkenal dengan tarian perang, oleh karena itu busana ini didominasi oleh warna kuning, merah, emas, hitam dan putih. Terdapat dua buah jenis pakaian yang digunakan oleh pria dan wanita, diantaranya adalah:
Setiap warna yang digunakan dalam pakaian adat ini memiliki makna dan simbol filosofis, seperti:
Suku Melayu yang tinggal di Provinsi Sumatera Utara biasanya bertempat tinggal di area Kota Tebing Tinggi, Langkat, Batu Bara, Medan, Binjai, Deli Serdang dan Bedagai.
Pakaian adat Melayu di Sumut memiliki ciri khas yang tidak jauh berbeda dengan pakaian tradisional Melayu Riau, yaitu baju kurung serta sarung songket yang dililitkan di pinggang.
Suku Melayu biasanya menggunakan baju kurung dan kain songket sebagai busana adat masyarakat tersebut. Kain songket merupakan kain khas yang biasa dililitkan dari pundak sampai pinggang.
Untuk perempuan, baju kurung terbuat dari bahan sutra atau brukat yang disematkan peniti emas dan dipadukan dengan aksesori berupa kalung rantai serati, mentimun, sekar sukun, tanggang dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk laki-laki, masyarakat Melayu terdapat penutup kepala yang bernama tengkulak. Penutup kepala tersebut terbuat dari songket sedangkan destar terbuat dari bahan dasar rotan yang dibalut kain beludru. Selain itu penutup kepala ini merupakan simbol kebesaran dan kegagahan kaum pria Melayu.
Baca Juga: Pakaian adat Bali
Demikian penjelasan mengenai 8 jenis pakaian adat tradisional yang ada di provinsi Sumatera Utara. Indonesia memang sangat kaya dengan budaya, termasuk pakaian adat berbagai suku Indonesia yang sangat beragam.
Baca juga: Pakaian Adat Sumatera Barat
Temukan beragam pilihan rumah terlengkap di daftar properti & iklankan properti kamu di Jual Beli Properti Pinhome. Bergabunglah bersama kami di aplikasi Rekan Pinhome untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai Properti di Property Academy by Pinhome. Download aplikasi Rekan Pinhome melalui App Store atau Google Play Store sekarang!
Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Editor: Daisy
Featured image source: Rimba Kita
© lifestyle.pinhome.id