Dipublikasikan oleh Athiah Amida dan Diperbarui oleh Athiah Amida
Jan 25, 2023
4 menit membaca
Daftar Isi
Cirebon dikenal luas sebagai salah satu kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Terkait rumah adat, kota yang berlokasi di pesisir Utara pulau Jawa ini memiliki rumah adat Keraton Kasepuhan Cirebon. Apakah Pins sudah pernah mendengar nama rumah adat ini?
Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki desain bangunan yang unik dan menarik. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Cirebon untuk melihatnya secara langsung. Bagi Pins yang tertarik untuk mengetahui keindahan Keraton Kasepuhan Cirebon, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Gambar Rumah Adat Jawa Timur dengan Desain yang Menarik untuk Diulas
Keraton Kasepuhan Cirebon didirikan pada tahun 1529 oleh seorang pangeran bernama Pangeran Cakrabuana, putra dari Raja Pajajaran. Rumah adat masyarakat kota Cirebon ini merupakan perluasan area dari Keraton Pakungwati yang didirikan sebelumnya di tahun 1452. Setelah dibangun, rumah adat digunakan sebagai tempat untuk melatih prajurit kerajaan. Kemudian di bagian ruangan yang lain digunakan sebagai tempat prosesi dari hukum adat maupun pengadilan.
Untuk ruangan yang terdapat di dalam Keraton Kasepuhan memiliki nama ruangan tersendiri. Diantaranya adalah ruang pendopo atau Jinem yang difungsikan sebagai tempat punggawa penjaga. Kemudian ruang Pringgodani yang ditempati Sultan untuk memberikan perintah kepada adipatinya. Selanjutnya, ruang prabayasa yang digunakan sebagai tempat menerima tamu.
Untuk desain bangunan rumah adat Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki detail yang menarik dan indah. Selain itu, struktur bangunannya juga masih terpelihara dan berdiri kokoh meski sudah berdiri ribuan tahun silam. Untuk mengetahui struktur bangunan keseluruhannya, inilah detail-detail menarik yang dapat kamu temukan dari Keraton Kasepuhan, Pins.
Ketika tiba di lokasi, kamu akan langsung disuguhkan dengan pemandangan pintu gerbang utama Keraton Kasepuhan Cirebon. Lokasi gerbang utama yang berbentuk seperti sebuah jembatan ini terletak di bagian utara. Pintu gerbang utama sering disebut dengan nama Kreteg Pangrawit.
Nama ini berasal dari kata ‘Kreteg’ yang berarti perasaan, sedangkan kata ‘Rawit’ memiliki arti lembut. Penggunaan nama Kreteg Pangrawit ini merujuk pada karakter manusia yang seharusnya berjiwa halus dan lembut, baik budinya.
Setelah melewati gerbang utama, pemandangan selanjutnya yang terdapat pada bagian kiri kompleks barat adalah Bangunan Pancaratna. Bangunan berukuran 8 x 8 meter ini didesain dalam bentuk atap yang disangga oleh 4 tiang (sokoguru) di atas permukaan lantai yang lebih tinggi. Kemudian untuk permukaan lantai yang lebih rendah disertai 12 tiang.
Material yang digunakan sebagai atapnya ini menggunakan atap genteng. Pada bagian puncaknya terdapat mamolo yang memberikan kesan bangunan lebih tinggi serta anggun. Pancaratna dulu digunakan sebagai tempat untuk menghadap penggede desa yang diterima oleh Demang atau Wedana.
Baca juga: Gambar Rumah Adat Jawa Tengah Lengkap dengan Namanya
Struktur bangunan selanjutnya yang terdapat di rumah adat Keraton Kasepuhan Cirebon adalah bangunan Pangrawit. Bangunan yang menghadap utara ini terletak di bagian kiri depan kompleks. Sama halnya dengan Pancaratna, Pangrawit juga memiliki ukuran 8 x 8 m dan berantai tegel. Keunikan dari bangunan ini adalah tidak adanya dinding pembatas. Untuk tiang-tiang pendukung atap sirap berjumlah 16 buah.
Dalam Rumah Adat Keraton Kasepuhan Cirebon terdapat beberapa halaman yang akan kamu lalui ketika berkunjung. Halaman yang dilalui terlebih dahulu ini dinamakan halaman pertama. Terdapat 2 cara untuk masuk ke halaman pertama, yakni masuk melalui Gapura Adi atau Gapura Benteng.
Halaman pertama yang merupakan komplek Siti Inggil memiliki beberapa bangunan. Nama bangunan beserta fungsinya adalah sebagai berikut.
Setelah melewati halaman pertama, kamu akan melangkahkan kaki ke halaman kedua. Halaman ini dibatasi dengan tembok yang terbuat dari bata. Pada bagian utaranya terdapat pintu gerbang Regol Pengada dan Gapura Lonceng. Halaman kedua terbagi menjadi 2 bagian halaman, yaitu halaman Pengada serta halaman kompleks Langgar Agung.
Halaman terakhir yang akan kamu lalui ketika berkunjung ke Keraton ini adalah halaman ketiga. Halaman ketiga dan halaman kedua dibatasi dengan gerbang berukuran 4×6,5 x 4 meter. Gerbang tersebut merupakan gerbang dengan 2 daun pintu berbahan kayu. Pada saat dibuka dan ditutup, akan terdengar seperti suara guntur dari pintu gerbang ini.
Baca juga: Makanan Khas Cirebon yang Wajib Kamu Coba!
Tidak hanya termasuk bagian sejarah, rumah adat Keraton Kasepuhan Cirebon juga memiliki daya tarik melalui desain bangunannya. Setelah mengetahui detail yang terdapat di dalam rumah adat ini, tertarik untuk segera mengunjunginya secara langsung, Pins?
Temukan pilihan rumah dan apartemen terlengkap di Aplikasi Pinhome. Cek properti pilihan kami, Grand Shamaya dan temukan keunggulan, fasilitas menarik dan promo menguntungkan lainnya cuma di Pinhome! Cari tahu juga tips penting persiapan beli rumah dan KPR di Property Academy by Pinhome.
Hanya Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.
Source Feature Image: Native Indonesia
© lifestyle.pinhome.id